Safari Aqiqah – Dalam ajaran Islam, aqiqah dan qurban merupakan dua di antara sejumlah ibadah yang sangat dianjurkan. Namun, sejauh ini masih saja ada umat Muslim yang bingung tentang mana yang lebih utama aqiqah atau kurban, karena keduanya dikerjakan dengan cara yang tak jauh berbeda, yaitu dengan cara menyembelih hewan sebagai salah satu bentuk ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Qurban merupakan ibadah yang ditunaikan pada hari raya Idul Adha, tepatnya pada 10 Dzulhijjah, ibadah ini bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan dan memenuhi kewajiban sebagai seorang Muslim. Sementara itu, aqiqah merupakan ibadah yang ditunaikan setelah kelahiran seorang bayi sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran buah hati dalam suatu keluarga.

Aqiqah maupun qurban merupakan dua amalan yang Memiliki hukum sunnah muakkad dan sama-sama ditunaikan dan dilaksanakan ditandai dengan prosesi menyembelih hewan ternak. Lantas, kira-kira mana yang lebih utama, aqiqah atau qurban?

Lebih Utama Aqiqah atau Qurban?

Dilansir dari laman kumparan.com yang mengutip pendapat dari Isnan Ansory dalam buku Fiqih Qurban & Aqiqah Menurut 4 Mazhab, aqiqah merupakan tradisi penyembelihan hewan sebagai tanda syukur atas kelahiran seorang anak. Amalan ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh, ke-14, atau ke-21 setelah kelahiran.

Di samping hal itu, qurban merupakan tradisi penyembelihan hewan saat Idul Adha sebagai bentuk ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ibadah ini biasanya dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah, khususnya saat Idul Adha dan hari-hari tasyrik.

Pandangan ulama tentang mana yang lebih utama dan harus diprioritaskan antara aqiqah dan kurban berbeda-beda. Dikutip dari jurnal Prioritas Aqiqah dan Kurban karya Gubtiah, dkk. yang menjelaskan bahwa beberapa ulama, salah satunya Imam Ahmad bin Hanbal, mengemukakan pendapatnya bahwa satu hewan bisa mencukupi untuk kedua amalan jika niat penyembelihan mencakup keduanya.

Namun, pendapat lain menyatakan bahwa aqiqah dan qurban memiliki sebab yang berbeda, sehingga satu sembelihan tidak bisa mencakup keduanya.

Menurut Ustadz Yusuf Mansyur dalam bukunya yang berjudul 63 Tanya Jawab Qurban, beliau mengatakan bahwa qurban tidak bisa menggantikan aqiqah, sebagaimana yang diyakini oleh Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad.

Untuk menentukan manakah yang lebih utama dan harus diprioritaskan, qurban memiliki nilai hukum yang lebih kuat dan waktu pelaksanaan yang terbatas, yakni hanya pada bulan Dzulhijjah. Qurban juga merupakan tanggung jawab individu yang sangat ditekankan dalam Islam.

Keutamaan qurban sudah dijelaskan secara detail dalam Al-Quran pada Surat Ash-Shaffat:102-107 yang artinya:

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (Ash-Shaffat:102-107)

Sedangkan, Aqiqah adalah tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Apabila dilihat dari waktu pelaksanaannya, aqiqah bisa ditunaikan kapan saja sesuai dengan ketentuan syariat.

Maka dari itu, apabila kita dihadapkan dengan pilihan mana yang harus diprioritaskan, qurban lebih utama karena waktu pelaksanaan yang terbatas. Meski begitu, aqiqah tetap menjadi amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Muslim.

Antara Aqiqah dan Qurban (Foto: Freepik)

Penulis: Elis Parwati

×