
Sumber gambar: google.com
AQIQAH AL HILAL – Ketika mendengar kata tantrum, mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah anak kecil yang menangis, berteriak, atau menendang karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, tahukah Sahabat Al Hilal? Ternyata bukan hanya anak-anak yang bisa tantrum, ibu juga bisa mengalami tantrum, lho!
Tantrum pada ibu bukan berarti ibu bertingkah seperti anak kecil, tetapi lebih kepada ledakan emosi yang muncul karena tekanan, kelelahan, dan beban yang menumpuk tanpa sempat tersalurkan dengan baik. Kondisi ini sering disebut sebagai mom tantrum atau mom rage.
Kenapa Ibu Bisa Tantrum?
Dilansir dari berbagai sumber, ada banyak alasan mengapa seorang ibu bisa sampai pada titik “meledak”. Mulai dari kurang istirahat, kelelahan fisik dan mental, tekanan pekerjaan, tanggung jawab rumah tangga, hingga kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Ditambah lagi, ekspektasi sosial yang tinggi terhadap sosok ibu harus sabar, lembut, dan sempurna bisa membuat banyak ibu merasa tertekan.
Bayangkan, setiap hari ibu harus mengurus rumah, anak, suami, bahkan kadang masih bekerja di luar rumah. Sementara waktu untuk dirinya sendiri hampir tidak ada. Maka, ketika tubuh lelah dan emosi tidak terkelola, tak jarang ibu akhirnya “tantrum”, seperti mudah marah, menangis, membentak, atau merasa ingin menyerah.
Tanda-Tanda Ibu Mengalami Tantrum
Beberapa tanda bahwa ibu sedang berada di ambang tantrum antara lain:
- Merasa sangat mudah tersinggung bahkan oleh hal kecil.
- Sulit mengontrol nada bicara atau amarah.
- Menangis tanpa sebab yang jelas.
- Merasa kelelahan ekstrem meskipun sudah beristirahat.
- Muncul rasa bersalah setelah melampiaskan emosi.
Jika tanda-tanda ini mulai muncul, artinya ibu perlu berhenti sejenak dan memberi ruang untuk dirinya sendiri.
Bagaimana Mengatasinya?
Tantrum pada ibu adalah hal yang manusiawi, dan bukan tanda bahwa ibu gagal. Berikut beberapa cara yang bisa membantu mengelola emosi agar tidak berlarut:
- Beristirahat dengan cukup. Tidur yang cukup dan waktu untuk diri sendiri sangat penting bagi kesehatan mental.
- Bercerita kepada orang yang dipercaya. Curahkan perasaan pada pasangan, sahabat, atau keluarga.
- Mengatur ekspektasi. Ibu tidak harus sempurna cukup jadi versi terbaik yang mampu hari ini.
- Luangkan waktu untuk hal yang disukai. Membaca, berolahraga, atau sekadar minum teh hangat bisa jadi momen healing.
- Dekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir dan doa bisa menenangkan hati serta menguatkan mental ketika rasa lelah melanda.
Dari penjelasan di atas, tantrum bukan hanya tentang anak kecil yang menangis di lantai, tetapi juga tentang seorang ibu yang diam-diam berjuang melawan kelelahan dan ekspektasi. Jadi, jika suatu saat ibu merasa ingin menangis atau marah, ingatlah: itu bukan kelemahan, itu tanda bahwa ibu juga manusia yang butuh jeda.
Berikan diri waktu untuk bernapas, beristirahat, dan kembali bangkit dengan hati yang lebih tenang. Karena ibu yang bahagia adalah kunci keluarga yang bahagia.
PENULIS: NAFISAH SAMRATUL F.
📱Info Pemesanan Aqiqah Al Hilal 🔽🔽🔽
CS WA Gegerkalong, Cilame 0812 2242 9223
CS WA Cibiru dan Jalan Golf 0877 0034 7724
CS WA Luar Bandung 0811 2233 1008
Aqiqah Al Hilal, Dobel Pahalanya Soleh Anaknya 💚
