Cara Nabi Muhammad Menyelesaikan Konflik dalam Rumah Tangga

Cara Nabi Muhammad Menyelesaikan Konflik dalam Rumah Tangga

Safari Aqiqah – Pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang biasa dan dialami oleh hampir setiap pasangan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun pernah menghadapi situasi semacam ini. Jadi, bagaimana cara beliau mengatasinya bersama istri?

Dalam kehidupan suami istri, naik turun hubungan adalah hal yang lumrah. Mencapai keluarga yang harmonis tidak berarti terbebas dari masalah. Justru, dari masalah tersebut, perbedaan atau konflik bisa menjadi momen untuk saling memahami dan menghargai.

Menurut buku Cara Rasulullah Menyelesaikan Masalah Rumah Tangga karya Syaikh Mahmud al-Mashri, Rasulullah selalu menyelesaikan masalah dengan kebijaksanaan, logika, kasih sayang, dan keadilan.

Kisah Cemburunya Aisyah RA

Dikutip dari detikcom, salah satu istri Nabi SAW, Aisyah, dikenal memiliki sifat pencemburu. Para istri Rasulullah berlomba-lomba mendapatkan perhatian dan kasih sayang beliau. Namun, terkadang kecemburuan Aisyah RA yang berlebihan membuat hati Nabi Muhammad SAW terasa gusar.

Ada sebuah kisah di mana salah satu istri Nabi SAW datang membawa nampan berisi makanan untuk disajikan kepada Rasulullah. Meskipun tindakan tersebut adalah hal yang wajar bagi seorang istri, Aisyah RA merasa cemburu dan memukul nampan itu hingga jatuh.

Rasulullah SAW kemudian berkata kepada para tamu yang menyaksikan kejadian tersebut, “Ibu kalian sedang cemburu, biasalah!” Ucapan ini segera meredakan ketegangan yang ada.

Kisah Rasulullah Memisahkan Diri dari Istri Selama Sebulan

Nabi Muhammad SAW juga pernah berselisih dengan para istrinya, hingga beliau memutuskan untuk memisahkan diri selama satu bulan. Konflik ini terjadi karena para istri beliau menginginkan gaya hidup yang lebih mewah, tergoda oleh gemerlap dunia.

Rasulullah menolak dengan tegas permintaan tersebut, dan Allah SWT mendukung sikap beliau dengan menurunkan ayat peringatan kepada para istri Nabi.

Akibat dari peristiwa ini, Rasulullah meninggalkan istri-istrinya selama 29 atau 30 hari. Pada masa tersebut, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu berupa surat Al-Ahzab ayat 28-29, yang menyampaikan:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: ‘Jika kalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah, akan kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kalian dengan cara yang baik.’”

Pelajaran dari Cara Rasulullah Mengatasi Konflik

Dari kisah-kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran tentang bagaimana Rasulullah bersikap saat menghadapi konflik dengan istri-istrinya. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan beliau:

  1. Selalu bersikap lembut dan menggunakan kata-kata yang baik, meskipun sedang marah.
  2. Memilih untuk menyendiri sejenak guna menenangkan pikiran dan hati.
  3. Tidak pernah bertindak kasar, baik secara verbal maupun fisik.
  4. Mengalah demi menghentikan pertengkaran dan menjaga keharmonisan.

Itulah beberapa hal yang bisa dipelajari dari cara Nabi Muhammad SAW dalam menyelesaikan konflik rumah tangga dengan istri-istrinya. Semoga bermanfaat.

Sumber gambar: pxhere

Penulis: Elis Parwati